Sabtu, 24 September 2011

METODE RISET


Nama : eko prasetyo
Nmp   : 16209162
Kelas : 3EA12

Analisis Jurnal 1
Judul                            : kenaikan harga beras
Nama pengarang          : deni kurniawan,
Tahun                           : 2010
Tema                            : harga beras nasional

Latar belakang
Salah satu penyebab mahalnya harga beras adalah menurunnya pertumbuhan produksi padi antara lain akibat imbas dari perubahan cuaca. Perubahan cuaca tersebut juga telah membuat negara pengekspor beras utama dunia yaitu Vietnam dan Thailand melakukan pengetatan ekspor beras. Meskipun kedua negara ini mengalami surplus beras, mereka telah mengumumkan bahwa akan membatasi ekspor beras terkait anomali cuaca yang melanda. Hal ini menjadi sinyal kuat bagi Indonesia bahwa pengendalian harga beras tidak dapat diandalkan melalui impor. Berikut pergerakan harga beras domestik tahun 2010

trend meningkatnya harga beras memang tak lepas dari hukum permintaan dan penawaran barang. Indonesia sebagai negara Asia dengan konsumsi beras sangat tinggi yakni mencapai 139 kg per kapita per tahun. Padahal negara-negara Asia lainnya tak lebih dari 100 kg per kapita per tahun. Dengan demikian, total permintaan beras Indonesia menjadi sangat besar mengingat jumlah penduduknya lebih dari 230 juta jiwa.

Fenomena (data statistik/berita)
Permintaan terhadap beras yang tinggi tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan produksi beras yang memadai di dalam negeri. Pada saat ini jumlah permintaan dan penawaran beras di Indonesia relatif berimbang, dalam arti jumlah yang tersedia dan jumlah yang dikonsumsi berselisih tipis. Keadaan tersebut sangat riskan, karena apabila terjadi goncangan permintaan atau penawaran, harga beras akan mudah berfluktuasi. Disamping itu, cadangan beras untuk pengamanan ketersedian oleh Pemerintah dilakukan dengan kebijakan impor. Instrumen impor inilah yang digunakan dalam mengantisipasi perilaku pasar agar tidak terjadi tindakan-tindakan yang justru memperkeruh pasar seperti aksi-aksi spekulasi. (Warta Ekonomi, No.26/XXII/29 Desember 2010-12 Januari 2011). Mengandalkan pengamanan stok beras kepada impor merupakan problematika tersendiri. Misalnya, pada saat terjadi perubahan cuaca seperti sekarang ini, membuat negara eksportir beras mengamankan cadangan berasnya sendiri dengan menutup keran eskpor. Dengan demikian Indonesia tidak lagi dapat menggantungkan diri pada instrumen impor.

Tak ada pilihan lain, Indonesia harus meningkatkan produktivitas beras dalam negeri. Salah satunya dengan memberikan insentif dan fasilitas tambahan kepada petani agar petani lebih bergairah, terutama jaminan harga jual padi pada musim panen.


Motivasi penelitian
dalam jurnal tersebut dapat di ketahui bahwa motivasi penelitian ini adalah:
1. mengetahui harga beras
2.memberikan informasi mengenai kegiatan expor impor beras yang berperngruh pada harga beras

Masalah
Pada tahun 2010 berdasarkan Angka Ramalan III (ARAM III) yang diterbitkan BPS produksi padi diperkirakan mencapai 65,98 juta ton atau naik 2,46% dibanding tahun 2009. Kenaikan produksi tahun 2010 ini jauh dibawah tingkat kenaikan produksi berturut-turut dalam tiga tahun sebelumnya. Turunnya tingkat pertumbuhan produksi padi tahun 2010 antara lain, berkemungkinan disebabkan oleh:
  • a) Mengendurnya komitmen untuk peningkatan produksi yang selama ini diimplementasikan didalam GP2BN. Kini GP2BN sudah tidak terdengar lagi gaungnya bahkan di website Kementerian Pertanian gerakan ini sudah tidak ditemukan sejak tahun 2009.
  • b) Tim monitoring yang anggotanya terdiri dari berbagai instansi seperti Ditjen Tanaman Pangan, BPS, Bulog, BPKP, Setwapres, PT.PUSRI (pupuk), PT. Sang Hyang Sri (benih) sejak tahun 2009 sudah tidak melakukan kegiatan monitoring. Tim monitoring terpadu ini selain berperan melakukan pemantauan di sentra-sentra produksi sekaligus juga berperan menyelesaikan permasalahan di lapangan seperti pupuk yang tidak sampai kepada petani atau benih unggul yang belum tersedia maupun permasalahan hambatan administrasi dalam pengadaan benih.
  • c) Faktor perubahan cuaca yang hampir sepanjang tahun ditandai oleh curah hujan yang cukup banyak mengakibatkan menurunnya produksi padi lebak, meningkatnya serangan hama tanaman dan rusaknya tanaman padi akibat terendam banjir serta sulitnya mengeringkan gabah hasil panen.
Tujuan penelitian :
penelitian bertujuan untuk:
1. menganalisis hubungan antara harga beras dalam krisis perekonomian
2. menganalisis perubahan harga beras nasional



Nama : eko prasetyo
Nmp   : 16209162
Kelas : 3EA12

Analisis Jurnal 2
Judul                            : faktor-faktor yang mempengaruhi harga beras di indonesia
Nama pengarang          : fazar andi marjuki
Tahun                           : 2008
Tema                            : harga beras nasional


Latar belakang
Sampai saat ini padi masih merupakan makanan pokok dari separuh
penduduk lebih dunia, dimana 60% hingga 70% sebagai sumber kalori dari
penduduk Asia. Dengan rata-rata produktivitas padi Indonesia saat ini yang
mencapai 4,6 ton/ha, dan konsumsi beras yang mencapai 156 kg/kapita/tahun,
sehingga Indonesia masih merupakan konsumen beras terbesar di dunia.
Meskipun produksi beras nasional saat ini cukup banyak namun belum bisa
mencukupi kebutuhan beras nasional, untuk menutup kekurangan tersebut
tentunya dilakukan kebijakan impor beras, kondisi tersebut tidak hanya
dipengaruhi oleh kondisi produksi atau ketersediaan beras di dalam negeri, tetapi
banyak faktor sebagai pertimbangannya. Peningkatan produktifitas padi tidak
memungkinkan lagi mengandalkan luas lahan yang makin berkurang sebagai
akibat peralihan fungsi lahan subur menjadi kegiatan ekonomi lain selain
pertanian (FAO, 2006).

Fenomena (data statistik/berita)
Kajian  yang di lakukan Bank Dunia (2004) yang menyimpulkan
kenaikan harga beras hingga 33 persen telah menyebabkan kenaikan angka
kemiskinan sebanyak 3,1 juta orang. Kesimpulan ini berarti setiap kali ada3
kenaikan harga beras akan terjadi pertambahan penduduk miskin. Sebaliknya,
penurunan harga beras akan menurunkan angka kemiskinan, tetapi akan
meningkatkan kemiskinan pada kelompok pertanian.
Kajian lain yang dikeluarkan Ketua Divisi Ilmu Sosial International Rice
Reserach Institute (IRRI) Mahbub Hosain (2006) menyimpulkan bahwa petani
dan para pekerja lainnya diusaha pertanian kususnya padi akan terdorong untuk
berusaha lebih giat ketika harga beras membaik. Sehingga proteksi pasar domestik
akan memberikan jaminan perbaikan pada harga beras. Akibatnya ekonomi desa
akan bergerak begitu harga komoditas di desa mengalami perbaikan. Hosain
mencontohkan, usaha tani padi di China mulai kurang menarik setelah harga beras
selalu rendah.
Sihono (2007) menyimpulkan dalam penelitiannya tentang Deferensiasi
Harga Beras Di Indonesia Pasca Krisis Ekonomi, menyebutkan bahwa persediaan
beras di tingkat pengepul (penebas) sangat mempengaruhi harga beras pada
tingkat daerah, sedangkan musim juga berpengaruh signifikan terhadap harga
beras karena jika musim kemarau hasil beras akan lebih baik jika dibandingkan
pada musim penghujan. Namun faktor yang paling berpengaruh terhadap harga
beras adalah kebijakan impor beras oleh pemerintah.
Dengan melihat fenomena yang terjadi di atas maka penentuan harga beras
di Indonesia harus hati-hati, sehingga dalam mengamati dampak kebijakan
penentuan harga beras harus melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Akan
makin jernih permasalahan tentang harga beras jika kita menangkap keluhan dari
masyarakat dengan kita bertemu langsung dengan mereka. Pengamatan fenomena

motivasi penelitian
1. Bagi instansi pemerintah, dengan diketahuinya faktor-faktor yang
mempengaruhi harga beras maka guna menjaga kestabilan harga beras
pemerintah dapat menggunakan variabel dalam penelitian ini.
2. Bagi ilmu pengetahuan dengan diketahuinya faktor-faktor yang
mempengaruhi harga beras maka dapat digunakan sebagai acuan bagi
penelitian lebih lanjut.

Masalah
penentuan harga beras
di Indonesia harus hati-hati, sehingga dalam mengamati dampak kebijakan
penentuan harga beras harus melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Akan
makin jernih permasalahan tentang harga beras jika kita menangkap keluhan dari
masyarakat dengan kita bertemu langsung dengan mereka. Pengamatan fenomena

perubahan harga beras tidak bisa dilakukan hanya duduk di kursi dan mengutakatik
angka di atas meja. Sosiolog, Peter L Berger (2005) dalam buku Piramida
Kurban Manusia telah mengingatkan bahwa kegagalan pembangunan di negara
dunia ketiga terjadi karena peneliti dan konsultan dari berbagai lembaga telah
membawa resep-resep berdasarkan teori-teori tertentu untuk menyelesaikan
masalah di sebuah negara tersebut. Sehingga kebijakan yang diambil tidak
menyentuh pada realitas.
Indonesia yang memiliki berbagai potensi dan permasalahan terkait dengan
pangan, sehingga sangat menarik untuk dilakukan pengamatan. Namun dalam
penelitian ini hanya dilakukan sebatas apakah harga beras dipengaruhi oleh
jumlah produksi beras, harga telur, inflasi, harga jagung, impor beras Indonesia
dan harga beras tahun sebelumnya

Tujuan penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga beras di
Indonesia pada tahun 2006.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor penentu harga
beras di Indonesia.



Nama : eko prasetyo
Nmp   : 16209162
Kelas : 3EA12

Analisis Jurnal 3
Judul                            : faktor-faktor yang mempengaruhi impor beras indonesia
Nama pengarang          : radi adiningar
Tahun                           : 2008
Tema                            : harga beras nasional


Latar Belakang
Pada dasarnya kebutuhan beras di Indonesia cukup besar, hal ini
dikarenakan besarnya jumlah penduduk yang bertempat tinggal di
Indonesia dan selain itu beras juga sebagai makanan pokok sehari-sehari
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan beras di
Indonesia juga sangat besar. Kelangkaan beras yang terjadi di Indonesia di
sebabkan langkahnya lahan-lahan di Indonesia dan mahalnya harga pupuk.
Selain itu juga masih hanya mengandalkan pulau Jawa sebagai pemasok
kebutuhan beras di Indonesia, oleh sebab itu pemerintah mewajibkan
untuk impor beras agar kebutuhan akan beras dapat tercukupi.




Fenomena (data statistik/berita)
Berbagai kebijakan dalam usaha tani padi yang telah ditempuh
pemerintah pada dasarnya kurang berpihak pada kepentingan petani. Hal
ini terlihat dari : (1) Kebijakan tarif impor beras yang rendah, sehingga
mendorong membanjirnya beras impor yang melebihi kebutuhan di dalam
negeri; (2) Pembukaan lahan-lahan baru; (3) Pemerintah masih
menggunakan indikator inflasi untuk mengendalikan harga pangan,
dengan menekan harga beras di tingkat perdagangan besar; dan (4)
Teknologi pasca panen di tingkat petani sudah jauh tertinggal, sehingga
tingkat rendemen dan kualitas beras yang dihasikan terus menurun.
Setiap kenaikan harga beras sebesar 10 persen akan menyebabkan
pertambahan penduduk miskin sebesar satu persen,atau lebih dari dua juta
orang. Disamping itu,kenaikan harga beras mengandung tiga dimensi
distribusi yang tidak diinginkan, yaitu : (1) Terjadinya transfer pendapatan
dari penduduk luar Jawa kepada penduduk di Jawa, (2) Terjadinya transfer
pendapatan dari penduduk kota kepada penduduk di desa, dan (3)
Terjadinya transfer pendapatan dari penduduk di provinsi miskin kepada
penduduk di provinsi kaya.atau dari penduduk miskin kepada penduduk
kaya. Sebaliknya, penurunan harga gabah dan beras ternyata menimbulkan
dilema bagi pemerintah, karena kenaikan harga pupuk telah meningkatkan
biaya produksi ditingkat petani. Pada kurun waktu Tahun 1994 sampai dengan 2008 impor beras
paling tinggi terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar 581.199 Ton sedangkan
impor beras terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar 19.925 Ton.
Sedangkan keuntungannya akan kurun waktu tersebut rata-rata 37.418,2
Ton dan kerugiannya adalah sebesar 561.274 Ton.


Motivasi penelitian
1)untuk mengetahui kegiatan impor beras indonesia
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau
masukan terhadap jumlah permintaan impor beras

masalah
Aspek yang akan terpengaruh oleh perubahan harga beras
adalah tingkat inflasi dan pengeluaran rumah tangga. Sampai saat ini
pangsa rata rata pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi beras
mencapai 27,6 %, sehingga kenaikan harga beras akan mempengaruhi
konsumsi rumah tangga. dampak terhadap pengeluaran konsumsi tersebut
akan makin besar, karena terjadinya disparitas harga antar musim dan
antar daerah. Dengan demikian, stabilitas hargs beras di pasar domestik
sangat diperlukan. Stabilisasi harga tersebut tidak hanya ditujukan
terhadap konsumen dan pengendalian inflasi, tetapi juga sebagai
pendorong produsen untuk tetap bergairah menanam padi.


tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui apakah variabel jumlah penduduk, pendapatan
perkapita, produksi beras, kurs rupiah terhadap dollar, dan harga
beras lokal, berpengaruh terhadap jumlah permintaan impor beras

b. Untuk mengetahui diantara variabel jumlah penduduk, pendapatan
perkapita, produksi beras, kurs rupiah terhadap dollar, dan harga
beras lokal, manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan
terhadap jumlah permintaan impor beras

Tidak ada komentar:

Posting Komentar